Selasa, 19 Oktober 2010

PENEMU TELEPON YANG SEBENARNYA

Penemu telepon yang sebenarnya bukanlah Graham Bell
Antonio Santi Giuseppe Meucci, (13 April 1808—18 Oktober 1889) adalah seorang penemu berkebangsaan Italia yang penemuannya merupakan alat komunikasi modern yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekarang ini untuk kehidupan sosial yaitu telepon.

Umumnya penemu telepon yang lebih dikenal masyarakat adalah Alexander Graham Bell, tetapi sepertinya sejarah harus ditulis ulang karena adalah seorang imigran dari Firenze (Florence), Italia yang bernama Antonio Meucci yang telah menciptakan telepon pada tahun 1849 dan mematenkan hasil karyanya pada tahun 1871.

Pada tahun 1850, dia pindah dari italia ke Staten Island, New York. Pada saat itu Meucci jatuh miskin, tetapi masih terus menyempurnakan alat yang telah diciptakannya yaitu telepon. Dikarenakan ia sakit keras dan perekonomian yang sulit, istrinya terpaksa menjual beberapa alat-alat ciptaannya hanya seharga enam dolar untuk biaya pengobatan.

Setelah sembuh, Meucci bekerja keras siang dan malam untuk kembali membuat alat-alat ciptaannya. Pada tahun 1871, disebabkan tak cukup uang untuk membayar paten telepon, ia hanya membayar paten sementara yang berlaku untuk setahun dan harus diperpanjang pada tahun selanjutnya.

Meucci mencoba untuk mendemonstrasikan potensi "telegraf berbicara" ini serta membawa model dan segala keterangannya pada wakil ketua perusahaan telegraf Western Union. Setiap kali Meucci hendak menemui wakil ketua ini, Edward B.Grant selalu mengatakan bahwa dia tak ada waktu. Dua tahun kemudian, saat Meucci meminta kembali semua materi telepon di perusahaan tersebut, ternyata mereka hanya mengatakan telah "hilang".

Pada tahun 1876, Alexander Graham Bell menyandang nama sebagai penemu telepon. Setelah Meucci mengetahuinya, ia memanggil seorang pengacara untuk memprotes pada Kantor Paten Amerika Serikat di Washington. Meucci mengalami kekalahan untuk kasus ini. Setelah adanya permusuhan antara Alexander Graham Bell dengan Western Union baru terungkap bahwa Bell sebelumnya telah menyetujui membayar duapuluh persen keuntungan komersil atas "penemuannya" selama 17 tahun kepada Western Union.

Antonio Meucci wafat pada tanggal 18 Oktober 1889.

Lebih dari seabad dan di seluruh penjuru dunia, Alexander Graham Bell dikenal sebagai penemu telepon. Tetapi pada tanggal 11 Juni 2002 di kongres Amerika Serikat, Antonio Share on Facebook
Meucci ditetapkan sebagai penemu telepon.

dari : http://sekedar-tahu.blogspot.com/2009/11/penemu-telepon-yang-sebenarnya.html

Minggu, 05 September 2010

Minggu, 22 Agustus 2010

15 ibadah unggulan di bulan ramadhan


Ibadah adalah segala aktifitas yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik yang terdiri dari ucapan atau perbuatan yang tersembunyi dan yang tampak. Allah berfirman, “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
(QS-Adz Dzariyat 56).
SYAHADAT, shalat, puasa, zakat, haji adalah bagian dari ibadah. Begitu juga jujur, berkata yang baik, menunaikan amanah, berbakti kepada orangtua, menepati janji, menyambung tali silaturrahim, berjihad, mengajak orang pada kebaikan, mencegah mereka dari kemungkaran, berbuat baik kepada teman, tetangga, memberi makan sesama dan hewan, menyiram tumbuhan dan memelihara tanaman, bekerja untuk mencari rizki yang halal juga termasuk ibadah. Bersabar atas mushibah, bersyukur atas nikmat, ikhlas dalam berbuat, bertawakkal kepada Allah SWT dalam hidup, berharap pertolongan dan ridha-Nya juga bagian dari ibadah.
Tidak hanya di bulan Ramadhan saja kita disuruh memperbanyak ibadah, di bulan-bulan lainnya juga kita diperintahkan untuk beribadah. Hanya saja saat bulan Ramadhan tiba, kita dianjurkan untuk meningkatkan kuantitas ibadah kita, lebih giat lagi dan lebih bersemangat. Tapi kenyataannya, tak jarang kita jumpai kaum muslimin yang membaca al-Qur'an, shalat malam atau shalat sunnah, beri'tikaf dan bersedekah bila ada di bulan Ramadhan saja. Sebelum datang Ramadhan, atau setelah berlalu dari bulan Ramadhan, banyak yang lalai dan berpaling dari Allah. Al-Qur'an mengingatkan kita, "Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang ajal (kematian) kepadamu." (QS. Al-Hijr: 99).
Abu Barzah al-Aslami berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah kedua kaki seorang hamba melangkah pada hari kiamat, kecuali ia akan ditanya; tentang umurnya, untuk apa ia habiskan. Tentang ilmunya, untuk apa ia gunakan. Tentang hartanya, dari mana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan. Tentang badannya, untuk apa ia manfaatkan." (HR. Tirmidzi, no. 2341 dan ia nyatakan hadits hasan shahih. Syekh al-Albani juga menshahihkannya, no. 946).
Bagaimana caranya agar kita bisa memanfaatkan waktu-waktu yang ada di bulan Ramadhan ini untuk meraih pahala lebih banyak daripada bulan-bulan lain? Sementara aktifitas dan kegiatan kita di bulan Ramadhan ini tidak berkurang, sama dengan bulan-bulan lainnya, bahkan bisa jadi malah bertambah. Aktifitas boleh sama padatnya, tapi semangat beribadah tidak boleh sama kendornya, antara bulan-bulan lain dengan bulan Ramadhan. Kita harus selektif dalam memilih aktifitas dan cerdik dalam mengatur waktu yang ada. Dan yang tak kalah pentingnya adalah, memilih ibadah-ibadah unggulan (utama) untuk mengisi lembaran harian kita.
1. Puasa
Puasa menurut bahasa artinya menahan. Menurut istilah syari'at, puasa adalah menahan lapar, haus dan persetubuhan dari Shubuh sampai Maghrib disertai dengan niat. (Kitab at-Ta'rifat: 139). Puasa dalam bulan Ramadhan menjadi ibadah yang paling pokok, sehingga bulan Ramadhan juga disebut bulan puasa. Bagi mereka yang imannya kuat dan hatinya sehat, tidak akan merasa keberatan sama sekali untuk berpuasa Ramadhan, meskipun harus sebulan penuh. Tapi bagi mereka yang imannya lemah dan hatinya sakit, maka puasa merupakan beban hidup yang sangat berat.
Abu Umamah berkata, "Aku pernah mendatangi Rasulullah dan berkata, 'Perintahlah aku untuk melaksanakan amalan yang bisa memasukkanku ke surga!' Beliau bersabda, 'Hendaklah kamu berpuasa, karena ia adalah ibadah yang tiada tandingannya'. Lalu aku mendatanginya lagi dan meminta hal yang sama. Beliau bersabda, 'Hendaklah kamu berpuasa'." (HR. Ahmad, no. 21128, Hakim dan ia menshahihkannya).
Dalam riwayat lain, Abu Hurairah berkata, "Bahwasanya Rasulullah telah bersabda, “Antar shalat lima waktu, Jum'at dengan Jum'at yang lain, Ramadhan dengan Ramadhan yang lain adalah pelebur dosa-dosa, selama para pelakunya menjauhi dosa-dosa besar." (HR. Muslim, no. 344). Pada riwayat lain, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa berpuasa sehari ikhlas karena Allah, maka Allah akan menjauhkan dirinya dari neraka selama 70 tahun." (HR. Bukhari, no. 2628 dan Muslim, no. 1949). Di riwayat lain, "Setiap amal anak Adam, pahalanya dilipatgandakan 10 hingga 700 kali lipat. Kecuali puasa, karena ia dikerjakan khusus untuk-Ku dan Akulah yang akan memberi balasan tersendiri, ia meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku." Begitulah Rasulullah menegaskan dalam hadits qudsi riwayat Imam Muslim, no. 1945.
Puasa adalah ibadah yang sangat besar pahalanya, apalagi puasa di bulan Ramadhan. Bila kita laksanakan dengan ikhlas, pahalanya besar dan dosa-dosa kita yang telah berlalu diampuni. "Barangsiapa puasa di bulan Ramadhan karena iman dan ikhlas, maka dosanya yang telah berlalu diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim).
Sangat disayangkan kalau kita tidak berpuasa di bulan Ramadhan, padahal tidak ada alasan ('udzur) yang dibenarkan secara syari'at. Dalam kitab shahihnya, Imam Bukhari menyebutkan hadits marfu' dari Abu Hurairah, "Barangsiapa tidak berpuasa sehari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar'i dan bukan karena sakit, maka (pahala yang hilang) tidak cukup bila diganti dengan puasa setahun (di bulan lain)." (HR. Bukhari, Bab: Apabila bersetubuh di bulan Ramadhan).
2. Shalat Berjamaah
"Orang yang rajin shalat dalam kesehariannya, ia tidak akan meninggalkan puasa Ramadhan. Dan banyak orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, tapi ia tidak shalat lima waktu." Begitulah gambaran nyata kondisi umat Islam dewasa ini. Itu pemandangan yang ironis, tapi realistis. Meskipun seharusnya hal itu tidak boleh terjadi. Karena puasa Ramadhan dan shalat lima waktu termasuk rukun Islam yang lima dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim mukallaf.
Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Ikatan Islam dan pondasi agama ada tiga, tiga pilar itulah landasan Islam. Barangsiapa yang meninggalkan salah satunya, maka ia telah kafir dan halal darahnya. Yaitu, Syahadat, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Shalat wajib lima waktu. Dan Puasa bulan Ramadhan." (HR. Abu Ya'la, no. 2349. Imam al-Haitsami menyatakan sanadnya hasan, dan Imam adz-Dzahabi menyatakan haditsnya shahih).
Perhatian kita terhadap pelaksanaan shalat lima waktu dan puasa Ramadhan harus sama besarnya. Keduanya harus kita laksanakan sebagai kewajiban seorang muslim, agar 'titel' keislaman kita tidak lepas dan tiang agama kita tetap kokoh. Dan usahakan dalam pelaksanaan shalat lima waktu bisa dilakukan secara berjamaah, apalagi dalam bulan Ramadhan. Bagi yang laki-laki berjamaah di masjid, dan bagi yang perempuan bisa berjamaah di masjid atau di rumah masing-masing. Berangkat ke masjid untuk shalat berjamaah bisa mencuci dosa-dosa, bagaikan seseorang yang mandi untuk mencuci kotoran yang ada di badannya. Bila ada orang yang mandi lima kali dalam sehari, pasti badannya akan bersih dari kotoran. Begitu juga orang yang shalat berjamaah di masjid, ia akan suci dari kotoran dosa dan kesalahan. Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan shalat lima waktu seperti sungai yang mengalir deras di depan pintu kalian. Dengannya kalian akan mandi sebanyak lima kali. Jabir berkata, 'Hasan menambahkan, 'Dengan mandi seperti itu, niscaya tak ada lagi kotoran di badan'." (HR. Muslim, no. 1072). Shalat berjamaah di masjid akan bertambah nilainya jika kita laksanakan pada awal waktunya. Ketika imam mulai bertakbiratul ihram (takbir rakaat yang pertama), langsung bisa kita ikuti takbir tersebut. Kalau hal itu bisa kita lakukan setiap hari lima kali (setiap shalat lima waktu) selama 40 hari, maka diri kita akan terbebas dari sifat munafik dan terhindar dari adzab neraka. Begitulah Rasulullah SAW mengajarkan. Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang shalat berjamaah (ikhlas) karena Allah selama 40 hari dan selalu menjumpai takbir pertama (imam), maka ia akan mendapatkan dua pembebasan. Bebas dari adzab neraka dan bebas dari kemunafikan." (HR. Tirmidzi, no. 224).
3. Membaca al-Qur'an
Rasulullah SAW selalu bertadarrus dengan Malaikat Jibril dalam bulan Ramadhan, dan beliau bisa mengkhatamkan sekali. Tapi di tahun akhir hayatnya, beliau mengkhatamkan hingga dua kali. Simaklah riwayat berikut, bagaimana Rasulullah SAW mendidik shahabat dan umatnya untuk aktif berinteraksi dengan al-Qur'an, terutama di bulan Ramadhan. Abdullah bin 'Amr bin 'Ash pernah bertanya kepada Rasulullah. "Dalam berapa hari saya mengkhatamkan al-Qur'an?" Rasulullah menjawab, 'Khatamkanlah al-Qur'an dalam setiap bulan'. Abdullah berkata, 'Wahai nabi Allah, aku kuat bila kurang dari itu'. Rasulullah bersabda, 'Khatamkanlah dalam dua puluh hari'. Abdullah berkata, 'Wahai nabi Allah, aku kuat bila kurang dari itu'. Rasulullah bersabda, 'Khatamkanlah dalam sepuluh hari'. Abdullah berkata, 'Wahai nabi Allah, aku kuat bila kurang dari itu'. Rasulullah bersabda, 'Khatamkanlah dalam tujuh hari dan jangan kau kurangi lagi'. (Abdullah berkata, "Aku telah minta yang berat, dan hal itu memang berat bagiku"). Rasulullah bersabda kepadaku, "Kamu tidak tahu, bagaimana bila umurmu panjang". Abdullah berkata lagi, "Dan memang umurku panjang sebagaimana yang disabdakan Rasulullah, sehingga aku makin terasa berat dalam menunaikan tugas itu. Dan ketika aku sudah tua, aku menyesal, kenapa dahulu tidak aku terima dispensasi yang diberikan Rasulullah." (HR. Bukhari dan Muslim).
Mari kita bercermin kepada para shahabat dan para ulama dalam interaksi bersama al-Qur'an. Utsman bin Affan setiap malam mengkhatamkan al-Qur'an dalam shalatnya. (Fadhailul Qur'an: 35). Ubay bin Ka'ab mengkhatamkannya setiap 8 hari sekali. Tamim ad-Dari mengkhatamkannya 7 hari sekali. (Shafwatus Shafwah: 1/476). Sa'id bin Jubeir mengkhatamkannya 2 malam sekali, dan pada bulan Ramadhan mengkhatamkannya antara Maghrib dan Isya'. (Hilyatul Auliya': 4/273). Dari generasi Tabi'in, Hasan al-Bashri mengkhatamkan al-Qur'an antara Dhuhur dan 'Ashar, sebagaimana ia sering mengkhatamkannya antara Maghrib dan Isya' pada bulan selain Ramadhan. (Hilyatul Auliya': 3/58). 'Alqamah mengkhatamkannya 5 hari sekali. (Shafwatus Shafwah: 3/27). Al-Aswad bin Yazid an-Nakha'i mengkhatamkannya pada bulan Ramadhan setiap 2 malam sekali, di luar bulan Ramadhan, ia mengkhatamkannya setiap 6 hari sekali. (Hilyatul Auliya': 2/103). Imam Qatadah mengkhatamkan al-Qur'an dalam waktu 7 hari sekali, dan di bulan Ramadhan mengkhatamkannya 3 hari sekali. Dan bila memasuki 10 hari terakhir, ia mengkhatamkannya setiap malam. (Hilyatul Auliya': I/338).
Bagaimana dengan 4 Imam madzhab? Imam Abu Hanifah (pelopor madzhab Hanafi) mengkhatamkan al-Qur'an setiap malam dalam shalatnya (biasanya di waktu sahur). (Siyaru

Sabtu, 14 Agustus 2010

Sinopsis Negeri 5 Menara

Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau.

Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.



Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.

Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.


Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai,  Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa.  Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka? Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang anak? Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para pelakunya. Negeri Lima Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi.

Jumat, 06 Agustus 2010

TATA TERTIB LALU LINTAS UNTUK DITAATI ATAU DILANGGAR??



            Maraknya pengguna jalan semakin banyaklah masalah yang muncul  di jalan. Yang dimaksud pengguna jalan disini adalah pengendara mobil, motor, sepeda, pejalan kaki, atau bahkan sekedar penyeberang jalan. Pemakai jalan terbanyak yaitu pengendara sepeda motor. Dan penyebab kecelakaaan tertinggi juga muncul dari pengguna jalan ini.
Masalah lalu lintas di Trenggalek dan sekitarnya cukup kompleks. Ada masalah aturan hukum, ada masalah kondisi jalan yang tidak layak, ada masalah penerangan jalan yang selalu padam, ada masalah anak di bawah umur yang sudah dibelikan motor, dan yang paling terpenting yaitu ketidakdisiplinan pengguna jalan. Khususnya dalam mentaati tata tertib lalu lintas.
Angka Kecelakaan adalah indikasi apakah pengguna jalan tertib atau tidak. Hingga UU Lain tahun 1999 harus direvisi. Muncullah UU lalin 2009 yang tentunya sudah dipikirkan celah kekurangan di UU lalin yang lampau. Undang-undang lalu lintas baru ini memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan.
Hal-hal baru dan penting untuk diketahui dari UU lalin yang baru diantaranya : Kepemilikan SIM bagi pengendara sepeda motor sekarang minimal 17 tahun. Sebagaimana tercantum dalam UU lalin No 22 Tahun 2009 pasal 81 ayat 1 dan ayat 2 “Untuk mendapatkan SIM Setiap orang harus memenuhi persyaratan usia, administratif, kesehatan, dan lulus ujian”. Pada ayat 2 kemudian dijelaskan usia 17 (tujuh belas) tahun untuk Surat Izin Mengemudi A, Surat Izin Mengemudi C, dan Surat Izin Mengemudi D. Dan itu seharusnya sama sekali tidak ada toleransi. Kenyataan di lapangan banyak anak dibawah umur sekian yang berkeliaran menggunakan sepeda motor. Bisa dilihat dari pemakai motor pada anak usia sekolah SMP dan sederajat dengan usia kisaran 12-15 bahkan seharusnya SMA-pun jika usia belum mencukupi 17 tahun harusnya tidak diberikan SIM. Usia 17 bagi pembuat kebijakan ini mungkin adalah usia yang dianggap matang seseorang untuk bisa mengemudikan kendaraannya. Inilah yang harus ditertibkan dulu. Sehingga lalu lalang lalu lintas tidak begitu padat oleh anak sekolah yang seharusnya belum diizinkan melintas dijalan. Sekarang kita lihat sudah jarang anak usia sekolah SMP ke atas yang bersepeda onthel. Seharusnya tidak ada yang main tembak untuk kemudian dituakan umurnya agar tetap bisa diloloskan SIM-nya.
UU lalin yang baru ini juga mengakomodasi aspek lingkungan. Polusi akan timbul dari  padatnya pengguna sepeda motor.  Global warming yang dialami dunia sekarang salah satunya muncul dari situ.  Setiap kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan wajib memenuhi persyaratan ambang batas emisi gas buang dan tingkat kebisingan.( UU Lalin No. 22 Th 2009, Pasal 210 ). Jadi harus ada kir apakah suatu kendaraan layak jalan atau tidak. Untuk kendaraan-kendaraan lama yang tidak lolos uji kir seharusnya ditindak tegas. Pemakai motor yang mengendarai motor dengan knalpot yang bising juga seharusnya ditindak tegas.
Hal baru juga yang wajib diketahui pemakai jalan beroda dua yaitu menyalakan lampu pada siang hari (UU Lalin No. 22 Th 2009, pasal 107 ayat 2). Beberapa tahun kebelakang di Trenggalek dan sekitarnya sudah disosialisasikan aturan ini. Awalnya hanya dianjurkan untuk uji coba, dan sekarang sudah diberlakukan dan WAJIB adanya. Jika tidak kita akan kena tilang. Dendanya mencapai Rp. 100.000,- (pasal 293)
Pemakaian helm juga harus memenuhi Standar Nasional Indonesia. (UU Lalin No. 22 Th 2009, pasal 106 ayat 8 ). Semuanya ditujukan untuk keselamatan pengguna kendaraan bermotor. Penjual helm juga seharusnya tidak menjual helm selain yang di standarkan. Pemakai kendaraan roda dua juga sebaiknya sadar bahwa memakai helm tidak untuk takut ditilang polisi saja. Tetapi lebih kesadaran untuk keselamatan pribadi.
Disamping itu servis berkala juga harus diperhatikan oleh pemilik kendaraan. Untuk mengetahui tingkat kesiapan kendaraan dipakai dijalan. Jangan karena tidak perhatian pada kendaraan mengakibatkan keadaan yang membahayakan bagi pengendara. Seperti kontrol ban rutin. Pengecekan baut dan rem.  
Satu lagi yang marak menyebabkan banyak kecelakaan terjadi akhir-akhir ini yaitu penggunan telepon genggam (HP) sambil berkendara. Pasal 106 ayat 1 Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi. Dalam penjelasan UU- ini konsentrasi yang dimaksud disini salah satunya adalah tidak menggunakan  HP sambil berkendara.  Denda akan dikenakan jika pengguna jalan tetap bandel. Dendanya bisa sampai Rp. 750.000,- jika dilangggar.(pasal 283)
Sebuah cerita kecelakaan tragis di kecamatan Tugu Trenggalek beberapa bulan lalu. Seorang anak usia sekolah SMP tewas dalam kecelakaan setelah menabrak pohon. Setelah ditelisik karena mengoperasikan HP saat berkendara. Dan yang paling disesalkan dia anak dari polisi. Ini bisa dijadikan gambaran bahwa seharusnya polisi bisa memberikan contoh dimasyarakat. Bahwa anak jika belum genap 17 tahun laranglah untuk memakai sepeda motor. Orang tua harus mengalah untuk mengantarkan kesekolah demi keselamatan putra-putrinya. 
Yang menarik UU lalin ini kedepannya akan dimasukkan kurikulum pada sekolah-sekolah. Penyampaian tata tertib berlalu lintas melalui pendidikan dirasa lebih efektif. Diharapkan mulai dini anak-anak disadarkan untuk berdisiplin berlalu lintas. Muatannya disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak.
Baliho dan banner-banner dijalan banyak dipasang untuk mensosialisaikan UU lalin yang baru ini ke masyarakat. Undang-undang dibuat  pasti untuk sebuah kebaikan. Bukan sekedar aturan tertulis yang akhirnya hanya dilanggar. Kepolisian sebagai pengawal Undang-undang ini sudah seharusnya tegas dalam melaksanakan aturan ini. Berikan teladan bagi masyarakat. Pemerintah baik pusat mau daerah juga harus mengakomodir perbaikan jalan agar nyaman dilalui. Semuanya memang kembali pada pengguna jalan masing-masing untuk tertib, dan disiplin dijalan raya. Marilah bersama-sama kita menciptakan lalu lintas yang aman, nyaman dan selamat.

Selasa, 03 Agustus 2010

Jumat, 16 Juli 2010

Memutihkan Kulit Wajah Secara Alami

Warna kulit setiap orang tidak selalu sama, hal ini disebabkan beberapa faktor yang menentukan warna kulit. Kulit wajah adalah hal paling merepotkan bagi tiap wanita. Siapa yang ingin mempunyai kulit wajah yang hitam, bahkan belang? Di antara bahan-bahan aktif yang sekarang mulai dipakai baik di kedokteran maupun di salon kecantikan untuk memutihkan kulit adalah dengan cara pengelupasan sel-sel mati seperti produk dengan bahan-bahan aktif.

Kulit yang halus kini sudah menjadi kebutuhan banyak orang. Karena itu, banyak produk perawatan kulit ditawarkan. Tak hanya memutihkan kulit atau menjaga kelembabannya saja, tapi juga untuk menjaga agar kulit tetap semulus bayi.

Menariknya, saat ini bukan hanya kaum wanita saja yang membutuhkan perawatan kulit. Pria pun tak sedikit yang membutuhkannya. Apalagi menjelang hari pernikahan, segala perawatan pun harus dilakukan.

Kosmetik adalah bahan yang dibuat khusus untuk mempercantik, memperbaiki, dan mengubah daya tarik seseorang. Penggunan kosmetik sudah merupakan suatu tradisi sejak zaman dahulu. Memang dengan menggunakan kosmetik, segalanya jadi mungkin, tetapi apakah Anda akan terus bertahan dengan polesan kosmetik?

Yang seharusnya menjadi sasaran kita adalah merubah warna kulit seperti pada lengan tangan bagian atas menjadi warna kulit lengan tangan pada bagian bawah yang lebih putih. Lengan tangan bagian bawah kita lebih jarang terkena sinar matahari.

Bahan alami membantu memelihara kulit.
Bahan-bahan alami di bawah ini bisa membantu dalam hal memelihara kulit. Tidak hanya menghaluskan, tetapi juga menyehatkan.

Jeruk Nipis
Buah yang satu ini lebih dikenal sebagai penghilang bau amis, atau campuran penyedap makanan. Tapi sebenarnya air jeruk nipis ini juga banyak manfaatnya untuk kecantikan dan kesehatan. Air yang berasal dari daging buah ini dikenal sanggup membuat pori-pori mengecil dan menghilangkan kelebihan lemak pada jenis kulit berminyak.

Manfaat :
Untuk merapatkan pori-pori kulit. Ambil daging jeruk nipis, oleskan pada kulit wajah. Biasanya di sekitar hidung dan pipi yang pori-porinya terlihat besar. Untuk memutihkan dan menghaluskan kulit. Usapkan potongan jeruk nipis pada wajah dan kulit bagian tubuh lainnya.

Alpukat
Konon alpukat banyak sekali nianfaatnya terutama untuk kecantikan. Dengan ilmu pengetahuan, terbukti bahwa alpukat memang kaya vitamin, mineral dan minyak alami. Alpukat banyak mengandung vitamin A, C, dan E, zat besi, potasium, niasin, asam pantotenik serta protein yang tidak biasanya terdapat dalam buah. Semua zat ini berguna bagi keindahan dan kesehatan kulit.

Manfaat :
Sebagai pelembab. Ambil bagian dalam kulit alpukat, yang mengandung humektan, dan mampu menahan kelembaban kulit. Gosokkan secara lembut ke seputar wajah dan biarkan selama 15 menit. Setelah itu basuhlah wajah menggunakan air dingin. Lakukan malam hari sebelum Anda tidur karena malam hari adalah waktu yang tepat bagi kulit untuk bekerja. Wajah yang terjaga kelembabannya membuat make- up bertahan lama sesudahnya.

Penggunaan Masker dan Lulur.
Penggunaan masker merupakan salah satu upaya untuk mempercantik diri dengan perawatan menggunakan beberapa jenis tumbuhan seperti halnya sayuran. Masker dapat menegangkan dan melicinkan kulit. Penggunaan produk tumbuhan termasuk dalam pembuatan masker. Kulit yang masih remaja boleh menggunakan masker dari sayuran seperti ketimun, tomat, bengkuang, kentang, wortel.

Masker Bengkuang
Dapat memutihkan dan menghilangkan tanda hitam dan pigmentasi di kulit.
Masker Kentang
Dapat melembutkan dan memutihkan kulit.
Masker Tomat
Dapat menghaluskan dan melicinkan kulit wajah.

Lakukan luluran atau srubbing secara teratur (1 atau 2 minggu sekali) agar sel-sel kulit mati penyebab kulit kasar dan kusam akan terangkat dan terkelupas. Cara ini akan mempercepat pergantian lapisan sel-sel kulit yang lebih muda yang dengan sendirinya akan menjadikan permukaan kulit akan tampak segar dan bercahaya. Jangan lupa memakai cream sunblock setiap kali Anda ke luar rumah pada pagi dan siang hari, agar kulit terlindung dari sinar UV. Pada malam hari kenakan krem pelembut raga (body lotion) yang mengandung pemutih.

Untuk Perawatan Wajah:
Lakukan perawatan scrubbing khusus untuk wajah (banyak dijual di toko-toko produk kesehatan dan kecantikan) sekurang-kurangnya 1 atau 2 minggu sekali. Kenakan masker sesuai jenis kulit dan kebutuhan Anda (berminyak, berjerawat, kering atau yang mengandung pemutih dan Iain-lain.) Kenakan cream tabir surya pada pagi dan siang hari serta cream malam yang mengandung pemutih. Tapi perlu diingat, bila wajah sedang mengalami perawatan dengan zat pemutih, sebaiknya hindari terpaan langsung sinar matahari karena malah akan membuat iritasi kulit.

Atau Anda juga dapat melakukan perawatan peeling. Perawatan ini harus berhati-hati karena akan mengelupaskan kulit secara cepat dan sering berakibat iritasi atau kerusakan pada kulit bila penggunaannya tidak berhati-hati; terlebih lagi bila jenis kulit wajah Anda tergolong sensitif. Satu hal lagi, bila mengenakan cream pemutih sebaiknya jangan melupakan bagian leher.

source: http://ke-hidup-an.blogspot.com/2007/09/memutihkan-kulit-wajah-secara-alami.html

Khasiat Belimbing Wuluh




Belimbing wuluh dikenal cukup baik di masyarakat Indonesia. Buahnya yang asam membuat belimbing wuluh kerap digunakan sebagai bahan campuran dalam berbagai masakan tradisional. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) memang memiliki rasa yang khas dan memberikan aroma tertentu pada masakan.


Manfaat belimbing wuluh ternyata tak hanya sebatas itu. Tanaman ini memiliki berbagai khasiat obat yang bisa sangat membantu. Selain sebagai obat batuk, belimbing wuluh juga bisa digunakan sebagai obat pegal linu, gondongan, rematik, sariawan, jerawat, panu, darah tinggi, dan sakit gigi.


Tanaman ini dikenal dengan nama daerah limeng, selemeng, baliembieng, blingbing buloh, limbi, limbi, tukurela, dan malibi. Tinggi pohon belimbing wuluh bisa mencapai 10 meter. Pemeliharaan tanaman ini cukup mudah. Yang terpenting, ditanam di tempat terbuka, kelembaban tanah selalu dijaga, dan pohon diberi cukup air.

Tanaman ini memiliki berbagai kandungan kimia, antara lain saponin, tanin, glukosid, kalsium oksalat, sulfur, asam format, peroksida, dan kalium sitrat. Dalam farmakologi Cina tanaman ini dikenal bisa menghilangkan rasa sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, dan peluruh kencing.
Beberapa manfaat belimbing wuluh adalah sebagai berikut :


* Mengatasi batuk :

Ambil bunga belimbing wuluh sebanyak 25 kuntum, satu jari rimpang temu giring, satu jari kulit kayu manis, satu jari kencur, dua siung bawang merah, 1/4 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong. Kemudian rebus dengan lima gelas air sampai tersisa separonya. Saring ramuan rebusan ini dan minum dengan madu sebanyak 3 kali 3/4 gelas sehari.


* Mengatasi batuk rejan :

Ambil sebanyak 10 buah belimbing wuluh dicuci bersih, remas dengan dua sendok air garam. Kemudian saring dan minum dua kali sehari.


*
Obat batuk pada anak :
Segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, dan gula secukupnya ditambah satu cangkir air. Campuran ditim selama beberapa jam. Setelah dingin disaring dengan kain dan dibagi untuk dua kali minum, pagi dan malam saat perut masih kosong.


* Obat gondongan :

Sepuluh ranting muda belimbing wuluh beserta daunnya ditambah empat butir bawang merah ditumbuk sampai halus. Kemudian ramuan dibalurkan di tempat yang sakit.


* Untuk rematik :

Satu (1) ons daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh, 15 biji merica, digiling halus. Kemudian tambahkan cuka putih secukupnya hingga menyerupai bubur dan oleskan di tempat yang sakit. Untuk sariawan, segenggam bunga belimbing wuluh direbus dengan tiga gelas air hingga tersisa 2,5 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum tiga kali 3/4 gelas.


* Untuk obat jerawat :

Ambil buah belimbing wuluh secukupnya lalu ditumbuk halus. Ramuan diremas dengan garam secukupnya dan digunakan untuk menggosok muka yang berjerawat. Obat panu, 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, diremas sampai rata. Ramuan digunakan untuk menggosok kulit berpanu sebanyak dua kali sehari.


* Obat darah tinggi :

Tiga buah belimbing wuluh dipotong-potong, rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin disaring dan diminum setelah makan pagi. Mengatasi sakit gigi berlubang, lima buah belimbing wuluh dimakan dengan sedikit garam, kunyah di tempat gigi yang berlubang.

Selasa, 13 Juli 2010

AL GHAZALI : Kritik Terhadap Filosof



Pendahuluan
             Kira-kira satu generasi setelah Ibnu Sina, tampil al-Ghazali, seorang pemikir yang dengan dahsyat dan tandas mengkritik filsafat, khususnya mengkritik Al-Farabi dan Ibnu Sina. Beliau diakui sebagai salah seorang pemikir yang paling hebat tidak saja dalam Islam tapi juga dalam sejarah intelektual manusia. Al-Ghazali, di mata banyak sarjana modern muslim maupun bukan muslim, adalah orang yang sangat berpengaruh dalam perkembangan ajaran Islam.

Riwayat Hidup
Bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i dilahirkan pada tahun 450/1050 M di kota Tus – Khurasan, Persia. Gelar ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan. Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa beliau bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Menjelang akhir hayatnya, dia menitipkan kedua anaknya kepada seorang karibnya dengan pesan agar kedua anaknya dididik dengan baik sampai harta peninggalannya habis. Pesan tersebut dilaksanakan, dan setelah harta itu habis, mereka disarankan untuk tetap menuntut ilmu sebanyak-banyaknya.[1]
Al Ghazali menuntut ilmu pada salah satu madrasah di Tus. Di sini ia belajar fiqh kepada Ahmad bin Muhammad Al Razikani. Setelah menamatkan pendidikan dasarnya di sana, ia melanjutkan sekolahnya ke Jurjan, ketika itu ia masih berusia di bawah dua puluh tahun. Di sini ia tidak lagi hanya mendapat pelajaran dasar dalam agama islam, seperti yang diterima di Tus itu, tetapi telah mulai pula mendalami pelajaran dalam bahasa Arab dan bahasa Persi dari gurunya Al Imam Abu Nasir al Isma’ili.
Merasa tidak puas terhadap pengetahuan-pengetahuan yang didapat di Tus dan Jurjan, Al Ghazali pergi ke Naisabur. Di kota ini, ia belajar kepada Imam al-Haramain, Diya’uddin al Juwaini. Disinilah mulai langkah penting dari riwayat hidup Al Ghazali untuk memenuhi kehausannya akan ilmu pengetahuan yang selama ini menjadi idam-idamannya. Perhatiannya ditumpahkannya untuk mendalami berbagai cabang ilmu, seperti ilmu usul, mantiq, retorika, logika dan ilmu kalam. Beliau juga mulai belajar falsafah. Itu semuanya dikuasainya dalam waktu singkat, sehingga ia menjadi seorang ilmuwan yang paling pintar di zamannya.[2]
Setelah Al-juawaini wafat (478/1085 M), Al Ghazali pindah ke Mu’askar dan menetap di sana selama lebih kurang lima tahun. Dalam setiap kesempatan, beliau selalumenghadiri pertemuan-pertemuan ilmiah yang diadakan di istana wazir (perdana menteri) Nizamul Mulk, seorang negarawan Bani Saljuk yang ketika itu adalah penguasa dalam pemerintahan yang berpusat di Baghdad. Melalui pertemuan-pertemuan ilmiah itu, Al Ghazali lalu muncul sebagai seorang ulama yang berpengatahuan luas dan dalam, sehingga pada tahun 484/1091 M, dalam usia 34 tahun ia diangkat oleh Nizamul Mulk menjadi guru besar di Perguruan nizamiyah Baghdad. Di kota ini, ia menjadi populer, halqah pengajiannya semakin luas, dan ia pun banyak menulis, seperti : al-Basit, al-Wasit, al-Wajiz, Al-Khulasah fi ‘ilmil Fiqh, Al-Munqil fi ‘ilmil Jidal, Ma’khadul Khilaf, Lubabun Nazar, Tahsinul Ma’akhiz, dan Al-Mabadi’ wal Gayah fi Fannil Khilaf.3
Pada tahun 1095 M, Al Ghazali meninggalkan kedudukannya yang tinggi di madrasah Al-Nizamiyah – Baghdad dan pergi ke Damaskus, bertapa di salah satu menara masjid umawi yang ada di sana.4 Beliau bosan dengan kehidupan di Baghdad, bosan terhadap pangkat yang diperolehnya. Kebosanan itu berpangkal pada kejengkelannya terhadap dirinya sampai terjadi krisi kejiwaan yang memaksanya menjauhi manusia dan berbuat zhuhud serta meninggalkan sifat-sifat sombong dan kemasyhuran untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu kesucian jiwa; usaha mencapai kebenaran di tengah pendapat-pendapat yang bertentangan satu sama lain. Pada masa inilah dia menulis buku-buku yang berusaha membela keagungan Islam dan kelebihannya dibanding dengan agama-agama lain. Dan disaat-disaat seperti ini
pulalah timbul kritiknya terhadap filosof.


Kritik Terhadap Filosof
Al Ghazali mempelajari terhadap segala pengetahuan, sebagai sarana untuk meraih petunjuk dan juga sebagai upaya untuk mencari suatu kebenaran. Beliau mempelajari fiqh cukup lama. Namun, justru dia tidak menemukan kepuasan. Dia tidak puas oleh perdebatan-perdebatan etimologik maupun tekstualitas yang kaku.    Al Ghazali tidak merasakan bahwa kalbu para ahli fiqh tergetar terhadap apa yang mereka tulis.Kemudian Al Ghazali mendalami ilmu kalam, dengan harapan sampai kepada Allah. Sebagai diketahui dalam ilmu kalam terdapat beberapa aliran yang saling bertentangan. Timbul pertanyaan dalam dirinya aliran manakah yang betul-betul benar di antara semua aliran itu ? menurutnya, kebenaran haqiqi adalah pengetahuan yang diyakini betul kebenarannya. Tak terdapat sedikitpun keraguan di dalamnya. Dia berkata: “jika kuketahui bahwa sepuluh adalah lebih banyak dari tida dan ada yang mengatakan sebaliknya dengan bukti tongkat bisa diubah menjadi ular dan itu memang terjadi dan kusaksikan sendiri; hal itu tidak akan membuat aku ragu akan pengetahuanku. Aku hanya merasa kagum terhadap kemampuan orang itu, tanpa aku ragu  terhadap pengetahuanku”.
Al Ghazali juga mengkaji filsafat, kelihatannya hal itu untuk menyelediki apakah pendapat-pendapat yang diajukan filosof-filosof itu merupakan kebenaran. Baginya, ternyata bahwa argumen-argumen yang mereka ajukan tidak kuat dan menurut keyakinannya ada yang bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Beliau mendiskusikan dan membatalkan pemikiran-pemikiran filosof serta menjelaskan kelemahan-kelemahannya.
Al-Ghazali memulai kitabnya dengan mengarahkan kritik tajam terhadap Aristoteles, guru pertama dan pemuka para filosof. Tetapi bukan Aristoteles satu-satunya yang menjadi sasaran kritiknya. Dia juga menyerang kebanyakan orang Yunani yang tidak memeluk agama samawi, dan karena itu, umat Islam menganggap mereka kafir, dan orang yang mengikuti pemikiran mereka, juga akan menjadi kafir. Karena Al Ghazali telah bertekad  memerangi kekufuran, maka salah satu sebab kekufuran yang dilihatnya ialah dari mulai adanya pengagungan oleh kalangan umat Islam terhadap pemikiran-pemikiran Socrates, Plato, Aristoteles dan sebagainya.
Sebab haqiqi yang mendorongnya menyerang Aristoteles adalah perkataannya: bahwa alam ini qadim (tidak bermula). Dan ini adalah masalah pertama dalam “Tahafut al Falasifah”. Oleh karena para filosof islam, atau seperti yang disebut oleh Al Ghazali “para pemilsafat dalam Islam” (almutafalsifah fi al islam), telah mengangkat filsafat Aristoteles, sehingga Al Farabi digelar orang “guru kedua”, dan kemudian Ibnu Sina menempuh jalan serupa, dan dengan usaha dan kerja keduanya filsafat islam menjadi lebih sempurna, maka tidaklah heran jika serangan Al-Ghazali terpusat pada dua tokoh (Aristoteles dan Ibnu Sina) tersebut.

Kitab Tahafut Al Falasifah
Kitab yang dikarang Al Ghazali pada tahun 488 H ini terdiri atas empat mukadimah, 20 masalah dan penutup (al-khatimah). Mukadimah pertama ia mengarahkan kritik tajam terhadap Aristoteles. Disini ia menolak pemikiran para filosof, malah terhadap guru Aristoteles sendiri.
Kedua, beberapa pemikiran para filosof yang tidak bertentangan dengan agama seperti ilmu matematika dan fisika. Dua jenis ilmu ini sangat berguna bagi peradaban manusia dan agama pun mengajarkan orang untuk mempelajarinya. Ketiga, penjelasan tentang keruntuhan (tahafut) para filosof, yaitu menyanggah pemikiran mereka. Keempat, kendatipun para filosof mempergunakan matematika dan logika sebagai metode berfikir tetai itu tidak perlu bagi seorang teolog walaupun keabsahan matematika tidak dapat diingkari. Sedangkan logika, maka ilmu ini sangat perlu karena dia alat berfikir yang dipergunakan para filosof dan manusia lainnya. Ilmu ini tidak asing bagi islam dan mereka menyebutnya ilmu penalaran (nazar) dan ilmu debat (jedal).
Dalam bukunya yang sangat populer dalam dunia Filsafat islam di zaman pertengahan ini juga memuat kritiknya terhadap para filosof dalam 20 permasalahan. Secara rinci ke-20 masalah tersebut adalah sebagai berikut :
A. Pendapat mereka tentang :
1. Alam qadim (tidak bermula)
2. Alam kekal (tidak berakhir)
3. Tuhan tidak mempunyai sifat
4. Tuhan tidak dapat diberi sifat al-jins (jenis) dan al-fasl (diferensia)
5. Tuhan tidak mempunyai mahiah (hakekat)
6. Tuhan tidak mengetahui juz’iat
7. Planet-planet adalah bintang yang bergerak dengan kemauan.
8. Jiwa-jiwa planet mengetahui smua juz’iat
9. Hukum alam tidak berubah
10. Jiwa manusia adalah substansi yang berdiri sendiri, bukan tubuh dan bukan
pula ‘ard (accident)
11. Mustahilnya hancur jiwa manusia
12. Tidak adanya pembangkitan jasmani
13. Adanya tujuan bagi gerak planet-planet
7 Al Ghazali khawatir bahwa apa yang dikatakan oleh para filosof matematika dalam masalah ketuhanan dapat diyakini kebenarannya seperti halnya matematika itu sendiri.

B. Ketidaksanggupan mereka membuktikan :
1. Bahwa Tuhan adalah pencipta alam dan alam adalah ciptaan tuhan.
2. Adanya Tuhan
3. Mustahilnya ada dua Tuhan.
4. Bahwa Tuhan bukanlah tubuh
5. Bahwa Tuhan mengetahui wujud lain
6. Bahwa Tuhan mengetahui essensinya
7. Bahwa alam yang qadim mempunyai pencipta

Pada bagian penutup, Al Ghazali mengkafirkan para filosof dalam tiga masalah yaitu kekadiman alam dalam arti tak bermula. Allah tidak mengetahui yang rinci (juz’iyyat),dan tidak adanya pembangkitan jasmani. Dalam masalah-masalah ini katanya adalah“jelas kekufurannya yang tidak satu golonganpun dari umat Islam menganutnya”. Adapun pendapat mereka yang lain, kata Al Ghazali, maka mazhab mereka itu lebih dekat kepada mazhab pembawa bid’ah dalam islam. Dan barang siapa yang berpendapat bahwa pembawa bid’ah dari golongan Islam itu kafir, maka mereka itu juga kafir; dan jika mereka menahan diri dari mengkafirkan mereka itu, maka kekafirannya terbatas pada masalah-masalah ini saja.
Aristoteles adalah filosof pertama yang mengatakan bahwa “cosmos” ini adalah qadim, yakni telah ada sejak azali, tidak bermula. Para filosof terdahulu berpendapat bahwa alam ini dijadikan dari materi pertama atau ia adalah suatu lingkaran silsilah alam yang telah ada dan musnah.[3] Ketika munculnya para filosof Islam dan mereka menganut falsafat Aristoteles dan neo platonisme, mereka pun bernalar terhadap Tuhan sebagai ‘yang pertama”, seperti pendapat Al-Farabi, yakni sebab pertama bagi seluruh semesta ini; atau Tuhan sebagai “al wajib’, seperti dalam teori Ibnu Sina, yakni wajib wujud zati, yakni pembagian wujud kepada wajib daruri dan mumkin, yaitu alam ini.
Para filosof berkata: “mustahil secara mutlak yang baru keluar dari qadim”. Mereka ini mengikuti kias kebalikan (qias al khulf), mengandaikan kebalikan yang dimaksud, yaitu bila alam ini baharu sedangkan Allah qadim, maka mustahil keluarnya yang baharu dari yang qadim. Jika proposisi ini benar, maka pastilah alam ini qadim, mustahil baharu. Pendapat ini ditentang oleh Al Ghazali dan para teolog Islam. Menurut pendapat mereka, bahwa alam ini dijadikan dari tidak ada. Allah telah ada lebih dahulu daripada adanya alam ini. Dalil mereka yang terkenal ialah : alam ini baru, dan setiap yang baru mesti ada pembaharunya. Jadi pembaharu alam ini ialah Allah. Jika alam ini tidak baharu, maka ia qadim; sedang yang qadim hanya Allah. Oleh karena itu, perlu dibela akidah Islam dalam masalah ini dengan membatalkan teori kekadiman alam. Pendapat bahwa Tuhan tidak mengetahui yang juz’iyat, jelas bertentangan dengan teks-teks ayat-ayat al-qur’an. Seperti: surat al Hujurat ayat 16; dan surat Yunus ayat 61.
ö@è% šcqßJÏk=yèè?r& ©!$# öNà6ÏZƒÏÎ/ ª!$#ur ãNn=÷ètƒ $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# 4 ª!$#ur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ÒOÎ=tã ÇÊÏÈ   


Artinya : Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu?"

$tBur ãbqä3s? Îû 5bù'x© $tBur (#qè=÷Gs? çm÷ZÏB `ÏB 5b#uäöè% Ÿwur tbqè=yJ÷ès? ô`ÏB @@yJtã žwÎ) $¨Zà2 ö/ä3øn=tæ #·Šqåkà­ øŒÎ) tbqàÒÏÿè? ÏmÏù 4 $tBur Ü>â÷ètƒ `tã y7Îi/¢ `ÏB ÉA$s)÷WÏiB ;o§sŒ Îû ÇÚöF{$# Ÿwur Îû Ïä!$yJ¡¡9$# Iwur ttóô¹r& `ÏB y7Ï9ºsŒ Iwur uŽy9ø.r& žwÎ) Îû 5=»tGÏ. AûüÎ7B ÇÏÊÈ  

Artinya : Kamu tidak berada dalam suatu Keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Sedang pendapat tentang tidak adanya pembangkitan jasmani, juga jelas bertentangan
dengan nash ayat al-Qur’an, seperti pada surat Yasin, ayat 78-79 :
z>uŽŸÑur $oYs9 WxsWtB zÓŤtRur ¼çms)ù=yz ( tA$s% `tB ÄÓ÷ÕムzN»sàÏèø9$# }Édur ÒOŠÏBu ÇÐÑÈ   ö@è% $pkŽÍósムüÏ%©!$# !$ydr't±Sr& tA¨rr& ;o§tB ( uqèdur Èe@ä3Î/ @,ù=yz íOŠÎ=tæ ÇÐÒÈ  
Artinya:
78. Dan ia membuat perumpamaan bagi kami; dan Dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?"
79. Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk.

Hal-Hal pemikiran serupa inilah yang menyebabkan Al Ghazali mengkafirkan orang yang menganut faham filsafat. Namun harus dijelaskan di sini pendapat Ibnu Rusyd, seperti dikutip oleh Harun Nasution bahwa pengkafiran Al Ghazali terhadap Al Farabi dan Ibnu Sina bukan absolut, karena dalam al-Tafriqah, Al Ghazali menegaskan bahwa pengkafiran atas dasar menentang ijma’ tidak bersifat mutlak.
Dan dalam bukunya “Al Munqiz minad Dalal” kita dapat menyimpulkan bahwa yang
diserang Al Ghazali dengan nada yang sangat keras ialah aspek metafisika dari filsafat. Ada tiga proposisi filosof yang diserangnya habis-habisan seperti sudah diterangkan sebelumnya, dan kata Al Ghazali, tak seorang muslim pun mempercayai proposisi macam ini. Dari pembicaraan di atas dapatlah dikatakan bahwa Al-Ghazali pada hakikatnya bukan memusuhi filsafat secara keseluruhan, sebab ia hanyalah menyerang dengan tuntas aspek metafisik dari filsafat. Al-Farabi dan Ibnu Sina terutama diserangnya pada aspek metafisik ini. Ia tidak menentang logika atau penggunaan penalaran. Yang ia tentang adalah kalim akal untuk mengetahui seluruh kebenaran.
Jadi jelas bahwa pertentangan yang ada antara Al-Ghazali di satu pihak dan Al-Farabi
serta ibnu Sina di pihak lain, hanyalah perbedaan pendapat atau ijtihad, yang lumrah di kalangan umat Islam. Baik kaum filosof maupun Al-Ghazali tetap mengakui Tuhan
sebagai pencipta dan alam diciptakan. Kedua pihak mengakui adanya hari perhitungan dan kedua fihak tetap mengakui bahwa Tuhan mengetahui juz’iyat dan yang dipersoalkan kaum filosof ialah cara Tuhan mengetahui juz’iyat itu. Caranya, kata mereka, melalui jalan kulli, apapun artinya kata itu. Yang jelas, Al Ghazali tidak
mengharamkan filsafat karena ia sendiri mempelajarinya.

Kesimpulan
Al-Ghazali adalah seorang teolog sekaligus seorang pemikir Islam yang banyak menyumbangkan pikirannya sampai ke generasi sekarang. Pada hakikatnya, Al-Ghazali bukanlah mengkritik filsafat secara keseluruhan, tetapi ia hanya menyerang aspek metafisika dari filsafat. Al Farabi dan Ibnu Sina terutama diserangnya pada aspek metafisik ini. Ia tidak menentang logika atau penggunaan penalaran. Yang ia tentang adalah klaim akal untuk mengetahui kebenaran. Pertentangan antara Al-Ghazali dan kaum filosof, berkisar pada interpretasi tentang ajaran-ajaran dasar dalam Islam, bukan tentang diterima atau ditolaknya ajaran-ajaran dasar itu sendiri. Namun demikian, kritik-kritiknya terhadap filosof merupakan salah satu keberhasilannya dalam meletakkan dasar-dasar bagi sikap muslim Sunni terhadap filsafat, di samping keberhasilan-keberhasilan lainnya dalam menghadapi kelompok Syi’ah ismailiyah sertamenghidupkan tradisi Sufi dalam masyarakat muslim Sunni. Bagaimanapun juga, dia adalah tokoh pembaharu pada masanya dengan sekian banyak peninggalan karya tulisnya yang tidak kecil artinya bagi generasi muslim sesudahnya.



DAFTAR PUSTAKA

Gibb, Har, kramers, J.H, The Encyclopaedia of Islam, Leiden: E.J. Brill, 1960
Ahmad Daudi, Segi-segi Pemikiran Filsafat Dalam islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1984
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007
Poerwantana, dkk.Seluk Beluk Filsafat Islam Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991
Ahmad Hanafi. Pengantar Filasafat Islam Jakarta: Bulan Bintang, 1990
Nucholish Madjid, Khazanah Intelektual Islam Jakarta: Bulan Bintang, 1984
Http ://www.wikipedia.org /Al Ghazali diakses Rabu,  28 Oktober, pukul 17.00 WIB



[1] http://www.wikipedia.org /Al Ghazali

[2] Gibb, Har, kramers, J.H, The Encyclopaedia of Islam, Leiden: E.J. Brill, 1960, hlm. 1038.

[3] Ahmad Daudi, Segi-segi Pemikiran Filsafat Dalam islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1984, hlm. 67.